Ajakan Darimu - Mini Story

Maulana Hasan
By -
1 minute read

 



5 bulan lalu kita bertemu di sini, di sudut Cafe favoritmu. Seperti yang sudah kamu janjikan padaku. Hari itu adalah perayaan ulang tahunmu. Masih basah di lembaran ingatanku, kata-kata dari mulutmu waktu itu. Untaian kalimat yang membuat seisi duniaku memekarkan bunga.


Laki-laki dan perempuan saling bersandar

“Ayo kita main salju di negeri sana! Sekalian kuliah juga!” ajakmu.

“Kenapa harus aku?” balasku.

“Karena kamu yang paling bisa aku ajak!” katamu dengan wajah cerah penuh semangat. 

Seperti biasa, kamu sangat optimis dengan semua impianmu.

Aku mengangguk. “Kalau begitu, aku ikut!”

Kita berdua bodoh dan tidak tahu apa-apa. Aku tidak tahu apa alasanmu mengajakku pergi.


Di sisi lain, kamu tidak menyadari betapa bahagianya aku menerima ajakanmu. Aku membayangkan menghabiskan musim dingin di negeri itu bersamamu. Khayalan se-saat yang terasa bertahun-tahun lamanya.


5 bulan berlalu sejak hari itu. Aku duduk sendirian di sudut Cafe favoritmu. Hujan turun hari ini, langit meneteskan air matanya lagi ke bumi. Aku pun sibuk meneteskan kopi pada hati yang patah. Seraya memandangi fotomu di layar gawaiku. Sampai sekarang, aku masihlah se-bodoh dulu.


Kamu tidak lagi ada di sini. Hanya ada aku, fotomu, dan sebuah undangan pernikahan.


Penulis: Maulana Hasan

Editor: -